Ku Rindu Ku Dulu

Aku rindu masa kecilku
Aku rindu semangat ku dulu
Dulu, saat aku berusia lima
Dulu, saat awal aku belajar naik sepeda

Aku mengayuh, kemudian jatuh
Aku jatuh, kemudian aku bangkit

Sungguh indah dulu
Sungguh hebat aku dulu

Kini ketika ku dewasa
Mengapa begitu mudah ku putus asa
Mengapa begitu mudah menyerah pada yang ada

Aku ingin kembali
Kembali ke semangatku dulu
Semangat seorang balita
Semangat untuk bisa naik sepeda
Tidak takut jatuh, tidak takut luka

Senandung Cinta

Dia mengalun
Dia menyair
Dia bernada

Suaranya mengayun
Liriknya beralur
Nadanya bertaut

Kemudian aku terhanyut
Lalu aku terbuai
Lantas aku terbawa

Selanjutnya aku memejam
Garis bibirku tertarik
Nafasku pun panjang menghela

Hatiku pun berkata
Ia bilang bahagia
Karna kau bersenandung cinta

Siapa Mereka

Siapa mereka?
Berhak menghakimi, tanpa melihat dosa mereka
Siapa mereka?
Sibuk mencaci, tanpa terlebih dahulu berkaca
Siapa mereka?
Menasihati, tanpa tau akar masalahnya
Siapa mereka?
Sering mengomentari, hal yang dilihat sekilas saja

Aku pikir kita sama
Pernah salah, sempat bernoda
Aku rasa kita tak jauh beda
Sempat lupa akan fananya dunia

Maka, sudahlah kau menghakimi
Cukuplah kau mencaci
Tak usah kau menasihati
Apalagi sekedar mengomentari

Aku Hanya Mau Menjadi Aku

Layaknya burung, ia ingin terbang
Layaknya burung, ia ingin bebas
Layaknya bunga, ia ingin mekar
Layaknya bunga, ia ingin tumbuh

Lalu apa daya aku...
Lalu bisa apa aku...
Kalau aku hanyalah burung yang terkurung dalam sangkar emas
Kalau aku hanyalah bunga yang kelopaknya jatuh perlahan

Mereka tanya, mau mu apa?
Aku jawab, aku hanya mau menjadi aku

Bagaimana Aku

Aku tertawa 
Aku bersuara
Tawaku terdengar ramai
Suaraku terdengar meriah

Tapi tak melulu ku bahagia
Ada kalanya ku berduka

Bagaimana aku....
Bila ku hanya diam
Bagaimana aku...
Bila ku tak berkata